Jumat, 10 Januari 2014

TulisanMimpi#3

Manusia memang pencari ketenaran sejati.
Setelah menjadi tenar, mereka lalu menjadi pemilih.
Pemilih ulung yang akan melakukan hal apapun untuk memilih selir, Sehingga dirinya berada didalam zona nyaman.
Alasan demi alasan klasik dan lontaran pelipur lara akan mereka sampaikan untuk ketenaran dirinya.
Paling tidak untuk menonjolkan diri dan membuat suatu perbedaan diantara kemonotonan.
Mereka juga pengkritik ulung, berusaha menunjukkan bahwa dirinyalah yang paling benar.
Kekuasaan ibarat sebuah cinta yang mati dalam kedermawanan.

TulisanMimpi#2

Aku sedang bermain peran, peran yang kujalani sangat mudah.
Aku hanya mengikuti apa yang diperintahkan.
Ya, aku menjadi boneka dalam suatu permainan peran.
Terkadang aku tertawa, menangis, dan melakukan hal lainnya yang mereka suruh.
Tapi aku belum bisa mengikuti apa yang kuinginkan, aku belum mampu untuk mengungkapkan kepada majikanku bahwa aku tidak ingin melakukan hal itu.
Terkadang aku mencoba memberontak dan berusaha menunjukkan inilah aku.
Berusaha jujur dan mengungkapkan berbagai upaya yang ingin aku lakukan.
Tapi pandangan itu, aku tahu apa maknanya.
Sekali lagi aku hanya bisa mengikuti peran dalam permainan.
Setiap pergerakanku diatur oleh seutas tali.
Suatu hari aku ingin tahu apa yang dapat mereka lakukan ketika tali itu putus.

Rabu, 08 Januari 2014

TulisanMimpi #1

Hari ini aku belajar mengenai cinta
Berusaha memahami dan membuatnya menjadi nyata
Aku telah gagal hampir belasan kali saat aku berhadapan dengan kepercayaan dan kesetiaan
Mungkin aku terlalu memikirkan manis tanpa tahu apa itu pahit
Aku terlalu egois, sehingga terkadang cinta itu berubah menjadi pengekangan
Aku terlalu egois untuk menyadari bahwa aku salah
Namun ketika aku jatuh cinta, itu berarti selamanya
Aku begitu sulit untuk menahan angan hingga itu tergantung indah diatas langit dan berubah menjadi kejora
Dan saat kejora itu jatuh, aku menjadi lebur layaknya seonggok daging menunggu santapan burung pemakan bangkai